Jumat, 19 Mei 2017

makalah pertempuran medan area



MAKALAH SEJARAH
PERTEMPURAN MEDAN AREA




                   Disusun oleh :  Kelompok 2
1. Annisa Kusumawati            (04)
                                                2. Dias Anggi Ramadhini       (09)
                                                3. Erlina Dewiditayani            (11)
                                                4. Laila Fauzizah                     (17)
                                                5. Setyo Aji Saputro               (29)
                                                6. Zulaihatunnisa                     (32)
Kelas : XI MIPA 1






SMA NEGERI 3 PURWOREJO
TAHUN 2017
A.    SEJARAH PERTEMPURAN MEDAN AREA
Pertempuran Medan Area merupakan salah satu dari rangkaian pertempuran di Indonesia yang terjadi setelah Indonesia merdeka. Pertempuran ini berlangsung dari tanggal 13 Oktober 1945 dan seharusnya terjadi gencatan senjata pada tanggal 3 November 1946. Pada tanggal 15 November, pendudukkan Inggris atas Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada Belanda secara resmi, dan tak butuh waktu lama untuk Belanda melanggar gencatan senjata yang sudah ditentukan karena pada tanggal 21 November, Belanda sudah mulai melakukan perampasan akan harta-harta milik penduduk dan menembaki pos pasukan di Stasiun Mabar dan Padang Bulan keesokan harinya. Perang yang terjadi ini merupakan perang antara rakyat Indonesia di Sumatera Barat melawan tentara Inggris dan Sekutu.

Sejarah Pertempuran Medan Area

Sepuluh hari setelah memproklamirkan kemerdekaan di Jakarta, baru pada tanggal 27 Agustus 1945, Medan mendengarkan secara langsung proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Muhammad Hasan yang saat itu ditunjuk sebagai gubernur Sumatera pada kabinet presidensial milik Soekarno. Untuk merespon berita proklamasi ini, Ahmad Tahir kemudian membentuk Pemuda Indonesia. Pada tanggal 29 September, koran Medan yang bernama “Pewarta Deli” memberi kabar bahwa Republik Indonesia telah runtuh, dan mengikuti pemberitaan ini, nasionalis lokal kemudian mengadakan sebuah pertemuan dimana T.M. Hassan menyatakan bahwa berita ini bohong. Hal ini disusul dengan sebuah pidato oleh Abdoel’karim M.S. yang membuat orang-orang yang hadir menjadi bersemangat. Pada saat ini, tidak ada yang menyangka bahwa akan terjadi sebuah perang yang tercatat sebagai sejarah pertempuran Medan Area di buku sejarah anak cucu mereka.

Pada tanggal 7 Oktober 1945, Presiden Soekarno membubarkan Badan Keamanan Rakyat. Dua hari setelah itu, Presiden Soekarno memerintahkan pembentukan sebuah badan baru yang mampu membantu pengamanan daerah Sumatera, sehingga dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat yang merupakan hasil peningkatan fungsi BKR sebelumnya, dan tentara-tentara inti dalam TKR ini juga adalah bekas prajurit-prajurit PETA. Hal ini disebabkan karena Soekarno mulai merasa bahwa daerah Indonesia agak sedikit tidak aman, terlebih dengan kedatangan lagi tentara Sekutu setelah Jepang menyerah.

Prediksi Soekarno tepat, dimana pada tanggal 10 Oktober 1945 tentara Sekutu brigade-4 Divisi India ke-26 mendarat di Sumatera Utara dengan Jenderal T. E. D. Kelly sebagai pemimpin mereka. Hal ini menjadi coretan pertama dalam sejarah pertempuran Medan Area, dan seperti di tempat lain, kedatangan Kelly juga bersamaan dengan pasukan Netherlands-Indies Civil Administration (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda, disingkat NICA). Begitu para tentara Sekutu ini tiba, mereka disambut oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara yang membolehkan mereka untuk berlama-lama di beberapa hotel Medan yang sudah disiapkan yang antara lain adalah Hotel de Boer, Astoria, dan Gedung NHM. Kelly menyatakan bahwa tujuannya datang ke Indonesia adalah untuk mengambil kembali tawanan dari kamp-kamp yang ada dan memulangkan mereka.

Esoknya, tim Relief of Allied Prisoners of War and Interness (RAPWI) mulai bekerja dan mendatangi beberapa kamp tawanan untuk membawa mereka ke Medan. Hal ini tentu saja disetujui oleh Teuku Muhammad Hasan yang saat itu adalah Gubernur Sumatera, karena tujuannya baik. Meski telah mendapat kepercayaan, tentara Inggris nampaknya tidak bisa menjaga kepercayaan dengan baik, sehingga mereka malah mempersenjatai tentara-tentara yang baru saja dibebaskan, dan membentuk Medan Batalyon Koninklijk Nederlands-Indische Leger (Tentara Kerajaan Hindia Belanda, disingkat KNIL) dimana pasukan KNIL ini terdiri dari bekas tawanan yang tadi dipersenjatai.

Awalnya, rakyat masih bisa bersabar terhadap sifat sombong yang ditunjukkan oleh anggota KNIL. Hal ini bisa mereka pahami, karena para anggota KNIL tadinya sempat ditawan dan kini diberikan senjata, membuat diri mereka merasa menjadi lebih kuat. Namun amarah para pejuang tak lagi bisa terbendung ketika pada 13 Oktober 1945, satu tentara NICA merampas lencana Merah Putih dan menginjak-injaknya ditanah. Hal ini menjadi bensin bagi api yang masih membara di jiwa para prajurit, menuntun kepada dimulainya sejarah pertempuran Medan Area. Lima hari setelah insiden lencana yang seakan memprovokasi, Kelly mengeluarkan sebuah ultimatum yang melarang bangsa Indonesia membawa senjata, dan senjata-senjata yang sudah dimiliki harus diserahkan kepada tentara sekutu, dan hal ini juga berlaku untuk komandan pasukan Jepang yang saat itu masih berada di Indonesia agar mereka tak bisa meminjamkan atau memberikan senjata mereka pada TKR.

Sebenarnya yang menjadi pemicu utama perang mulai pecah adalah tragedi lencana pada tanggal 13 Oktober. Seusai penginjak-injakkan lencana, tentara yang merampas lencana itu segera diserang dengan berbagai senjata yang sedang dipegang oleh tentara pemuda. Peristiwa tadi menyebabkan meninggalnya opsir dan 7 serdadu NICA. Pada 16 Oktober, salah satu pemimpin Laskar Rakyat menyerang gudang persenjataan Jepang demi memperkuat tenaga api mereka sendiri. Setelah berhasil, serangan dilanjutkan dengan markas Belanda di Glugur Hong dan Halvetia yang menjadi sasara berikutnya. Serangan malam ini berhasil mengambil nyawa 5 orang tentara KNIL.

Setelah pemindahan lokasi pemerintahan menjadi ke Pematan Siantar, Pertempuran Medan Area terus berlanjut bahkan hingga akhir bulan Juli 1946. Pada 3 November, pihak Inggris mengusulkan untuk mengadakan gencatan senjata dan pada tanggl 15 November memberikan kontrol penuh kepada pihak Belanda untuk melanjutkan pendudukkan. Tak butuh waktu lama bagi Belanda untuk melanggar gencatan senjata, dan lanjut merampas harta-harta milik warga. Hal ini terus berlanjut hingga pada 1 Desember, Belanda meminta penghentian tembak-menembak karena mulai terdesak. Karena tahu akan kalah, Belanda mulai menggunakan segala taktik curang yang bisa mereka gunakan. Melihat hal ini dan untuk mencegah adanya konflik yang lebih luas, Soekarno memerintahkan penggabungan pasukan bersenjata kedalam Tentara Nasional Indonesia pada 3 Mei 1947.

  1. Latar Belakang Pertempuran Medan Area
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1.      Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2.      Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih. Insiden ini terjadi di hotel di Jalan bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (Pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lecana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya, terjadi perusaka dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasikan NICA.
3.      Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area” di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.

Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya :
1.      Melarang rakyat membawa senjata.
2.      Semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu.

Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan, Pasukan Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota Medan dan sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh pejuang RI dibawah koordinasi kolonel Ahmad Tahir.




  1. JALANNYA PERTEMPURAN
Pada tanggal 18 Oktober 1945, Sekutu mengultimatum rakyat Medan untuk menyerahkan senjatanya.NICA melakukan aksi teror yang menyebabkan pecahnya pertempuran sehingga banyak korban di pihak Inggris. Tanggal 1 Desember 1945 Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut pinggiran kota Medan. Pada bulan April 1946 pasukan Sekutu berhasil mendesak pemerintah RI keluar Medan. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang mencoba berkuasa kembali.

  1. AKIBAT PERTEMPURAN
Pertempuran Medan Area berakhir pada 15 Februari 1947 pukul 24.00 setelah ada perintah dari Komite Teknik Gencatan Senjata untuk menghentikan kontak senjata. Sesudah itu Panitia Teknik genjatan senjata melakukan perundingan untuk menetapkan garis-garis demarkasi yang definitif untuk  Medan Area. Dalam perundingan yang berakhir pada tanggal 10 Maret 1947 itu, ditetapkanlah suatu garis demarkasi yang melingkari kota Medan dan daerah koridor Medan Belawan. Panjang garis demarkasi yang dikuasai oleh tentara Belanda dengan daerah yang dikuasai oleh tentara Republik seluruhnya adalah 8,5 Km. Pada tanggal 14 Maret 1947 dimulailah pemasangan patok-patok pada garis demarka­si itu. Akan tetapi kedua pihak, Indonesia dan Belanda, selalu bertikai mengenai garis demarkasi ini. Empat bulan setelah akhir pertempuran ini, Belanda melaksanakan Operatie Product atau disebut Agresi Militer Belanda I.

  1. AKHIR PERTEMPURAN
Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area.Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando tersebut meneruskan perjuangan di Medan Area.

resensi buku novel Hujan karya Tere liye



RESENSI NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE
A. IDENTITAS BUKU
1.      Judul buku      : Hujan
2.      Warna sampul  : Biru muda dan putih
3.      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1ELug_GdYqg01CpJug-o74I9VDf2JYq_UXt882DOsA5jMNc5wpE1pAtU-Z0dLoGsgOk9xBLPnDqIHqhdGKTN_jwBD0TAjbmIBn1pCe0KW15s_MVTeo7YTdoLlIYGdhx-v0N6pXjqrfjo/s320/jual-novel-hujan-karya-tere-liye.jpgIlustrasi sampul: Ditengah-tengah sampul ada tulisan judul novel dengan warna putih, tulisan tersebut di buat seolah-olah dari bekuan air yang membentuk bayangan diatas genangan air yang terbentuk karena hujan.
4.      Penulis              : Tere Liye
5.      Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama
6.      Cetakan            : ke-2, Januari 2016
7.      Tebal Halaman : 320 halaman
8.      Ukuran                          : 13,5 x 20 cm
9.      ISBN                : 978-602-03-2478-4
10.  Harga              : Rp. 68.000

B. IKHTISAR BUKU
            Buku ini buku yang sangat layak untuk dibaca. Setelah membacanya pasti akan memberikan kesan tersendiri bagi sang pembaca. Ada hal yang menarik yang dapat kita ambil dari buku ini. Anak muda yang mempnyai masalah hidup, mungkin buku ini bisa menjadi salah satu obatnya.

C. KEPENGARANGAN
            Darwis Tere Liye telah menghasilkan belasan novel, dan beberapa dari novelnya telah diangkat ke layar lebar. Tere Liye adalah nama pena dari Darwis, beliau berasal dari pedalaman sumatera yang berprofesi sebagai Akuntan. Menulis baginya hanya sekedar hobi, pengisi waktu luang.

D. SINOPSIS BUKU
            Berawal dari pertemuan Lail dengan Elijah di sebuah ruangan terapi. Lail menemui Elijah hanya untuk satu tujuan: ingin menghapus ingatannya tentang hujan. Lail sangat ingin melupakan hujan, baginya hujan selalu turun dimasa tergelapnya.
Delapan tahun yang lalu, 21 Mei 2042. Berita perayaan bayi ke sepuluh miliar lahir ke dunia. Saat itu pertambahan penduduk bumi tidak dapat lagi dibendung, ketika dunia sedang mencari jalan keluar permasalahan merebaknya orang-orang di bumi ditambah krisis air, tiba-tiba alam menyediakan solusinya tersendiri, solusi yang paling ampuh untuk mengurangi jumlah kepadatan penduduk yang ada di Bumi.
Letusan gunung Purba terjadi sangat dahsyat, menyemburkan material vulkanik setinggi 80 kilometer yang menghancurkan apa saja dalam radius ribuan kilometer. Suara letusan terdengar sampai jarak 10.000 kilometer. Letusan itu tak disangka berhasil mengurangi jumlah penduduk di dunia hanya dalam waktu hitungan menit.
Letusan gunung berapi itu menyebabkan Lail yang waktu itu masih berusia 13 tahun, mendadak sebatang kara.  Kedua orang tuanya meninggal dalam kejadian yang tak terlupakan oleh dunia.
Takdir membawa Lail bertemu dengan Esok. Laki-laki yang menyelamatkannya dari reruntuhan tangga kereta api bawah tanah saat adanya letusan gunung yang disusul dengan turunnya hujan . Esok masih berusia 15 tahun saat itu. Mereka berdua belum tahu apa itu artinya cinta. Mereka bersama setiap saat dimana ada Esok disitu ada Lail. Pekerjaan menjadi relawan di pengungsian maupun di dapur umum dijalani dengan suka hati.
Esok adalah anak yang cerdas dan baik. Ia dan Lail berteman sangat dekat semenjak kejadian itu, Esok pun menjadi sosok kakak untuk Lail, yang kelak ia akan menjadi sosok yang sangat berharga bagi Lail.
Suatu hari ada kabar Esok akan diadobsi oleh orang kaya, hal itu membuat Lail sedih. Mereka harus berpisah, entah kapan akan bertemu lagi, tak ada yang tahu pasti.
Sementara Lail masuk ke panti sosial, tempat penampungan anak-anak seusianya. Di Panti Sosial inilah Lail bertemu dengan Maryam, gadis kecil yang sekamar denannya,yang kelak akan menjadi sahabat baik Lail. Pekerjaan relawan yang dulu dijalaninya bersama Esok, kini ia jalani bersama sahabatnya itu. Dengan tegar Lail menjalani hidupnya, waktu berlalu begitu cepat. Hari berganti hari, iklim pun terus berubah. Lail beranjak tumbuh dewasa, sambil terus menerka-nerka kemana ujung kisah hidupnya akan bermuara. Rencana kepergian Esok yang akan memisakkan mereka membuat Lail frustasi.
Kesedihan Lail menuntunnya untuk menemui Elijah untuk menghapus ingatannya. Tapi apa daya ia tak mampu menghapus ingatannya tentang Esok. Akhirnya ia kembali bersama Esok untuk melewati hari-hari yang terik.

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
            Bahasa yang digunakan pengarang mudah dipahami dan dimengerti sehingga dapat memvisualkan pembaca saat menikmati buku ini. Sampulnya menarik. Isi ceritanya bagus dan cocok untuk bacaan anak muda. Cerita cinta saat remaja. Dapat menginspirasi pembaca dan memberikan kesan setelah selesai membacanya.

            Ada beberapa bagian yang menggunakan bahasa yang puitis, jadi bagi pembaca yang awam dengan kata-kata puitisnya menjadi agak bingung.